Sabar Atas Buruknya Pemimpin?!
SIAPA YANG MAMPU BERSABAR?
Shahih al-Bukhari :
عن عائشة :...واجتمعت اﻷنصار...فقال أبو بكر...؛ فبايعوا عمر أو أبا عبيدة بن الجراح
Dari 'Aisyah...masyarakat anshar pun berkumpul...Lalu Abu Bakr berkata...; Baiatlah Umar atau Abu Ubaidah ibn Jarrah.
عن ابن عباس :...فتكلم أبو بكر...وقد رضيت لكم أحد هذين الرجلين، فبايعوا أيهما شئتم، فأخذ بيدي وبيد أبي عبيدة بن الجراح وهو جالس بيننا
Dari Ibnu Abbas...Lalu Abu Bakr angkat bicara...Aku ridha salah satu dua pria ini memimpin kalian, maka berbaiatlah kepada siapa yang kalian kehendaki. Ia (Abu Bakr) mengambil tanganku (Umar) dan tangan Abu Ubaidah ibn Jarrah sambil duduk di tengah kami berdua.
#Riwayatnya sengaja diringkas untuk mengambil poin bahwa Rasulullah tidak menyebutkan siapa yang akan dijadikan khalifah.
ابن العربي في العواصم من القواصم ؛ "وقد أجمعت اﻷمة على أن النبي صلى الله عليه وسلم ما نص على أحد يكون من بعده"
Imam Ibnul 'Arabi dalam kitab al-'Awashim menegaskan bahwa ummah berijma' bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak pernah menunjuk siapa yang akan memimpin setelahnya.
النووي في شرح صحيح مسلم ؛ "النبي صلى الله عليه وسلم لم ينص على خليفة، وهو إجماع أهل السنة وغيرهم......إلا أن الصحابة أجمعوا على اختيار أبي بكر"
Imam Nawawi dalam Shahih Muslim mengatakan Ahlussunnah dan lainnya berijma' bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidak menunjuk siapa yang akan menjadi khalifah....Namun para sahabat bersepakat memilih Abu Bakr.
Dalam beberapa riwayat tentang mentaati pemimpin (di samping memang bentuk kepemimpinan dan cara pemilihannya tidak dikhususkan oleh beliau semasa hidup) Rasulullah tetap menyebut mereka dengan istilah Amīr ataupun Sulthān untuk pemangku jabatan kepemimpinan umat.
Seperti dalam shahih al-Bukhari berikut ;
"من كره من أميره شيئا فليصبر، فإنه من خرج من السلطان شبرا مات ميتة جاهلية"
Siapapun yang tidak menyukai sesuatu (kebijakan) dari Amīrnya, maka bersabarlah. Karena siapapun yang keluar sejengkal pun dari Sulthannya, maka -dikuatirkan- dia mati dalam kondisi jahiliyyah.
Sabar sampai kapan?
Shahih al-Bukhari;
إنكم سترون بعدي أثرة، فاصبروا حتى تلقوني
"Sesungguhnya kalian akan melihat pemimpin-pemimpin yang mementingkan kepentingan pribadi, maka bersabarlah hingga kelak kalian bertemu denganku (di akhirat)"
Mengapa harus bersabar? Karena ketika pemimpin hilang kendali oleh sebab umat tidak sabar, rakyat akan binasa oleh ulahnya.
Itulah salah satu hikmah diharamkannya pemberontakan, karena akan menciptakan bahaya yang lebih besar dan luas.
النووي في شرح صحيح مسلم ؛ "وأما الخروج عليهم وقتالهم حرام بإجماع المسلمين وان كانوا فسقة ظالمين"
Membelot dan memerangi pemimpin diharamkan berdasarkan ijma', meskipun mereka fasiq dan zhalim
Lalu bagaimana jika mereka mereka melakukan kekufuran dan pembangkangan pada agama?
Shahih al-Bukhari ;
عبادة بن الصامت ؛ "فيما أخذ علينا أن بايعنا على السمع والطاعة في منشطنا ومكرهنا وعسرنا ويسرنا وأثرة علينا، وأن لا ننازع اﻷمر أهله إلا أن تروا كفرا بواحا...
"Ubadah ibn Shamit berkata ; Kita dibaiat agar mendengar dan patuh, baik suka maupun tidak, sulit maupun mudah, -meski mereka- tidak peduli pada kesejahteraan kita. Dan kita dilarang mengambil alih -kekuasaan- kecuali jika kalian melihat mereka melakukan kekufuran secara terang-terangan"
Segitunya ya...Iya... Karena Rasulullah juga bersabda ;
《إنكم سترون بعدي أثرة وأمورا تنكرونها》. قالوا؛ فما تأمرنا يا رسول الله؟ قال؛ 《أدوا إليهم حقهم، وسلوا الله حقكم》
"Nanti setelahku kalian akan melihat pemimpin yang mementingkan diri sendiri, dan hal-hal yang akan kalian ingkari". Sahabat bertanya, "Apa perintahmu Ya Rasulallah"? Beliau menjawab; "Tunaikanlah hak mereka (dipatuhi), seraya meminta hakmu kepada Allah".
Peperangan yang disebabkan fitnah, atau pembangkangan kepada pemimpin yang tidak Kufrun Bawwāh hanya akan menghilangkan nyawa sia-sia. Padahal Rasulullah sendiri mengingatkan bahwa hilangnya satu nyawa orang beriman lebih berat dari hilangnya dunia.
Semangat untuk mati syahid itu bagus. Namun semangat untuk hidup syahid pun tidak kalah bagus.
Karena disana kita bisa Khairunnās Anfa'uhum Linnās. Disana kita juga bisa ambil peran untuk berupaya menciptakan kedamaian. Tenang beribadah. Tenang menuntut ilmu. Tidak menjadi orang yang dulu pernah diprediksi oleh malaikat ;
قالوا أتجعل فيها من يفسد فيها ويسفك الدماء
Para malaikat berkata, "Apakah Engkau menciptakan makhluk yang akan berbuat binasa dan pertumpahan darah"?
Pertanyaannya, SIAPAKAH YANG MAMPU MELAKSANAKAN SUNNAH QAULIYYAH RASULULLAH DI ATAS, YAITU SABAR?
إلهي سلم اﻷمة من اﻵفات والنقمة ومن هم ومن غمة بأهل البدر يا الله...
Buya Zul Ashfi Raihan
Shahih al-Bukhari :
عن عائشة :...واجتمعت اﻷنصار...فقال أبو بكر...؛ فبايعوا عمر أو أبا عبيدة بن الجراح
Dari 'Aisyah...masyarakat anshar pun berkumpul...Lalu Abu Bakr berkata...; Baiatlah Umar atau Abu Ubaidah ibn Jarrah.
عن ابن عباس :...فتكلم أبو بكر...وقد رضيت لكم أحد هذين الرجلين، فبايعوا أيهما شئتم، فأخذ بيدي وبيد أبي عبيدة بن الجراح وهو جالس بيننا
Dari Ibnu Abbas...Lalu Abu Bakr angkat bicara...Aku ridha salah satu dua pria ini memimpin kalian, maka berbaiatlah kepada siapa yang kalian kehendaki. Ia (Abu Bakr) mengambil tanganku (Umar) dan tangan Abu Ubaidah ibn Jarrah sambil duduk di tengah kami berdua.
#Riwayatnya sengaja diringkas untuk mengambil poin bahwa Rasulullah tidak menyebutkan siapa yang akan dijadikan khalifah.
ابن العربي في العواصم من القواصم ؛ "وقد أجمعت اﻷمة على أن النبي صلى الله عليه وسلم ما نص على أحد يكون من بعده"
Imam Ibnul 'Arabi dalam kitab al-'Awashim menegaskan bahwa ummah berijma' bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak pernah menunjuk siapa yang akan memimpin setelahnya.
النووي في شرح صحيح مسلم ؛ "النبي صلى الله عليه وسلم لم ينص على خليفة، وهو إجماع أهل السنة وغيرهم......إلا أن الصحابة أجمعوا على اختيار أبي بكر"
Imam Nawawi dalam Shahih Muslim mengatakan Ahlussunnah dan lainnya berijma' bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidak menunjuk siapa yang akan menjadi khalifah....Namun para sahabat bersepakat memilih Abu Bakr.
Dalam beberapa riwayat tentang mentaati pemimpin (di samping memang bentuk kepemimpinan dan cara pemilihannya tidak dikhususkan oleh beliau semasa hidup) Rasulullah tetap menyebut mereka dengan istilah Amīr ataupun Sulthān untuk pemangku jabatan kepemimpinan umat.
Seperti dalam shahih al-Bukhari berikut ;
"من كره من أميره شيئا فليصبر، فإنه من خرج من السلطان شبرا مات ميتة جاهلية"
Siapapun yang tidak menyukai sesuatu (kebijakan) dari Amīrnya, maka bersabarlah. Karena siapapun yang keluar sejengkal pun dari Sulthannya, maka -dikuatirkan- dia mati dalam kondisi jahiliyyah.
Sabar sampai kapan?
Shahih al-Bukhari;
إنكم سترون بعدي أثرة، فاصبروا حتى تلقوني
"Sesungguhnya kalian akan melihat pemimpin-pemimpin yang mementingkan kepentingan pribadi, maka bersabarlah hingga kelak kalian bertemu denganku (di akhirat)"
Mengapa harus bersabar? Karena ketika pemimpin hilang kendali oleh sebab umat tidak sabar, rakyat akan binasa oleh ulahnya.
Itulah salah satu hikmah diharamkannya pemberontakan, karena akan menciptakan bahaya yang lebih besar dan luas.
النووي في شرح صحيح مسلم ؛ "وأما الخروج عليهم وقتالهم حرام بإجماع المسلمين وان كانوا فسقة ظالمين"
Membelot dan memerangi pemimpin diharamkan berdasarkan ijma', meskipun mereka fasiq dan zhalim
Lalu bagaimana jika mereka mereka melakukan kekufuran dan pembangkangan pada agama?
Shahih al-Bukhari ;
عبادة بن الصامت ؛ "فيما أخذ علينا أن بايعنا على السمع والطاعة في منشطنا ومكرهنا وعسرنا ويسرنا وأثرة علينا، وأن لا ننازع اﻷمر أهله إلا أن تروا كفرا بواحا...
"Ubadah ibn Shamit berkata ; Kita dibaiat agar mendengar dan patuh, baik suka maupun tidak, sulit maupun mudah, -meski mereka- tidak peduli pada kesejahteraan kita. Dan kita dilarang mengambil alih -kekuasaan- kecuali jika kalian melihat mereka melakukan kekufuran secara terang-terangan"
Segitunya ya...Iya... Karena Rasulullah juga bersabda ;
《إنكم سترون بعدي أثرة وأمورا تنكرونها》. قالوا؛ فما تأمرنا يا رسول الله؟ قال؛ 《أدوا إليهم حقهم، وسلوا الله حقكم》
"Nanti setelahku kalian akan melihat pemimpin yang mementingkan diri sendiri, dan hal-hal yang akan kalian ingkari". Sahabat bertanya, "Apa perintahmu Ya Rasulallah"? Beliau menjawab; "Tunaikanlah hak mereka (dipatuhi), seraya meminta hakmu kepada Allah".
Peperangan yang disebabkan fitnah, atau pembangkangan kepada pemimpin yang tidak Kufrun Bawwāh hanya akan menghilangkan nyawa sia-sia. Padahal Rasulullah sendiri mengingatkan bahwa hilangnya satu nyawa orang beriman lebih berat dari hilangnya dunia.
Semangat untuk mati syahid itu bagus. Namun semangat untuk hidup syahid pun tidak kalah bagus.
Karena disana kita bisa Khairunnās Anfa'uhum Linnās. Disana kita juga bisa ambil peran untuk berupaya menciptakan kedamaian. Tenang beribadah. Tenang menuntut ilmu. Tidak menjadi orang yang dulu pernah diprediksi oleh malaikat ;
قالوا أتجعل فيها من يفسد فيها ويسفك الدماء
Para malaikat berkata, "Apakah Engkau menciptakan makhluk yang akan berbuat binasa dan pertumpahan darah"?
Pertanyaannya, SIAPAKAH YANG MAMPU MELAKSANAKAN SUNNAH QAULIYYAH RASULULLAH DI ATAS, YAITU SABAR?
إلهي سلم اﻷمة من اﻵفات والنقمة ومن هم ومن غمة بأهل البدر يا الله...
Buya Zul Ashfi Raihan
Komentar
Posting Komentar