Kagum Dengan Kelebihan Diri Yang Dimiliki ?!

Bismillaah bi-idznillaah

Terkadang, ketika melihat kelebihan fisik sendiri, seperti keindahan wajah dan keelokan bentuk tubuh, kita pun akhirnya terkagum-kagum.

Tak jarang, ketika menyaksikan rumah, mobil dan berbagai kemewahan dunia lainnya yang berhasil kita miliki, atau ketika menatap hasil karya yang telah lama diperjuangkan, hati kita pun akhirnya dihinggapi rasa kagum.

Sering pula, saat menyadari keistimewaan daya fikir dan kekuatan otot, atau prestasi gemilang yang telah sukses kita toreh, lagi-lagi hati berdecak kagum.

Bahkan, saat menatap kelebihan orang-orang terdekat kita, seperti kecantikan istri, kemolekan bayi, kesuksesan atau kesalehan anak cucu, kembali hati kita sendiri terjangkiti rasa kagum.

Tahukah engkau wahai sahabat, rasa kagum pada diri sendiri seperti ini, merupakan mesin penghancur terdahsyat, yang bisa memusnahkan segala apa yang telah membuat dirimu kagum.

Karyamu akan musnah,
Hartamu bisa sirna,
Orang yang dicintai akan lenyap,
Keindahanmu bisa pudar....
Hanya karena kekaguman diri!

Dalam sabdanya, baginda Nabi Muhammad -Shallaallaahu`alaihiwasallam- mengatakan:




إذا رأى أحدكم ما يعجبه في نفسه ، أو ماله ، فليبرّك عليه ، فإن العين حق

"Apabila salahseorang dari kalian melihat sesuatu pada diri atau hartanya, yang membuat dirinya kagum, maka hendaklah dia meminta keberkahan untuk sesuatu tersebut. Sebab, efek dari pandangan mata (sihir `Ain) itu benar-benar ada".

Dalam sabda yang lain, diceritakan pula:




كان النبي صلى الله عليه وسلم إذا خاف أن يصيب شيئًا بعينه ، قال : اللهم باركْ فيه ولا تضرّه

"Dahulu, ketika Nabi -Shallallaahu`alaihiwasallam- khawatir sesuatu akan tertimpa musibah akibat pandangan matanya, beliau akan berdoa: Ya Allah, berikanlah keberkahan kepadanya, dan jangan engkau berikan kepadanya kemudharatan".

Dalam al-Adzkaar, imam Nawawi mengutip, ketika al-Qadhi Husein; seorang ulama besar dalam mazhab Syafi`i, terkagum-kagum melihat sikap dan akhlak para muridnya yang telah membaik, maka beliau akan membentengi mereka dari efek rasa kagumnya itu, dengan membacakan doa "Tabriik" seperti di atas.

al-Qadhi Husein juga menyebutkan, dahulu kala ada seorang Nabi terkagum-kagum dengan jumlah umatnya yang banyak. Akibatnya, 70 ribu dari umatnya pun tewas seketika itu juga. Akhirnya, Allah menegur dan menjelaskan penyebabnya. Yaitu, kekaguman dirinya sendiri terhadap jumlah umatnya, tanpa ada benteng atau perlindungan.

Wahai,
Kiyai pemilik madrasah dan ribuan santri,
Ustad pemilik ratusan jemaah,
Orangtua pemilik bayi,
Hartawan pemilik kemewahan dunia,
Ulama pemilik ilmu dan ibadah,
Para penulis pemilik ide dan goresan,
Sang juara penoreh prestasi...
Jangan biarkan apa yang dimiliki itu musnah, karena mata dan hati sendiri!

# ما شاء الله ، لا قوة إلا بالله ، تبارك الله أحسن الخالقين ، اللهم باركْ فيما كتبتُ ولا تضره .

Buya Alfitri

Komentar

Postingan Populer