Lafadl Terhadap Al Qur-aan Adalah Makhluq ?!
Bismillaah bi-idznillaah
Chusain (al-Karobisyi) berkata : Pelafalanku terhadap Al Qur-aan adalah makhluq , maka sampailah perkataan itu pada Imam Achmad dan beliaupun mengingkarinya seraya berkata : "Ini adalah bid'ah". Maka Chusain pun menjelaskan duduk permasalahannya, beliau berkata : pelafalanmu terhadap Al Qur-aan iaitu berdeda dengan al-malfudh (lafal yang ada pada Al Qur-aan).
Beliau melanjutkan pernyataannya kepada Imam Achmad : (bagaimana dengan) Sesuatu yang dilakukan anak ini? kami mengatakannya sebagai makhluq.
Bid'ah ! Jawab Imam
Dan jika saya katakan bukan makhluq ?
Imam Achmad menjawab : Bid'ah ! maka pendukung beliaupun marah dan melecehkan Chusain.
Berkata Imam Achmad : Sesungguhnya mereka diuji sehingga diletakkannya kitab ini, dan meninggalkan atsar (nabi dan Shochabat)
Imam Dzahabi berkata dalam al Mizan I/544 menjelaskan perkataan al Karobisyi : "Menurutku tentang perkataan al Karobasyi adalah : Al Qur-aan adalah Kalamullaah bukan makhluq, dan ucapan (pelafalan)ku terhadap-Nya adalah makhluq, hal tersebut (at-talaffudh) benar sebab perbuatan kita adalah makhluq. Namun jika yang dimaksudkan lafadh Ayat adalah makhluq, inilah yang diinkari Imam Achmad dan salaf.
Dan pernyataan dari Imam Bukhori : Adapun Imam Bukhori yang merupakan Kibarul Adzkiya berkata : Tentang apa yang dikatakan : Pengucapan kami terhadap Al Qur-aan adalah makhluq, gerakan mereka, suara mereka, dan perbuatan mereka adalah makhluq. Dan Al Qur-aan yang di dengar, tilawah yang dilafaldhkan yang termaktub dalam mushchaf Kalamullaah bukanlah makhluq.
ولا ريب أن ما ابتدعه الكرابيسي، وحرره في مسألة التلفظ، وأنه مخلوق هو حق، لكن أباه الامام أحمد لئلا يتذرع به إلى القول بخلق القرآن، فسد الباب، لانك لا تقدر أن تفرز التلفظ من الملفوظ الذي هو كلام الله إلا في ذهنك
Tidak diragukan, bid’ah yang dilakukan Karobisyi dan ditulisnya tentang pelafalan Al Qur-aan sebagai makhluq adalah benar, akan tetapi Al-Imam Achmad menolaknya agar tidak mengantarkan pada pendapat ”Al Qur-aan makhluk,” beliau (Al-Imam Ahmad) menutup pintu (kepada bid’ah), karena engkau tidak dapat membedakan (kepada pendengarmu) antara at-talaffudh (perbuatanmu dalam melafalkan) dan al-malfudh (yang engkau lafalkan) yang merupakan Kalamullaah (bukan makhluk) kecuali dalam benakmu sendiri.
Komentar
Posting Komentar