Kisah Wali Yang Tidak Fasih

Untuk yang punya masalah dengan Imam Shalat yang kurang Fasih bacaan Fatihah nya, keterangan ini bisa menjadi solusi.
بستان العارفين ص ٧٢/٧٣
حكي عن إبراهيم الرقي قال: قصدتُه مسلِّما عليه، فصلى المغرب، فلم يقرأ الفاتحة مستويا، فقلتُ في نفسي "ضاعت سفرتي".
Diceritakan dari Ibrahim Ar Roqqi, dia berkata: Saya bertujuan untuk belajar kepada Syaikh Abul Khoir dan mengucapkan salam kepada nya, maka tibalah saat Sholat Maghrib dan beliau bertindak sebagai imam shalat, namun sayangnya bacaan Fatihah nya tidak lurus, maka dalam hati saya berucap "Perjalanan yang tersia-siakan".
فلما سلمتُ خرجت للطهارة، فقصدني السبع، فعُدتُ إليه، وقلت: أن الأسد قصدني، فخرج وصاح على الأسد وقال: "الم أقل لك لا تتعرض لضيفاني".. فتنحى وتطهرتُ.
Setelah selesai shalat kemudian saya keluar dari musholla untuk bersuci, dan tiba-tiba ada hewan buas yang menghampiri ku, sontak saja saya kembali ke Musholla tempat Syaikh Abul Khoir, saya matur pada Beliau bahwa ada macan yang menghampiri ku, lalu Syaikh itu keluar dan meneriaki si Macan : "Bukannya aku telah berkata padamu, jangan coba-coba mengganggu tamu-tamu ku...!! ".
Seketika macan itu langsung menyingkir menjauh, dan akupun bisa bersuci dengan tenang.
فلما رجعتُ قال: "اشتغلتم بتقويم الظواهر فخفتم الأسد، واشتغلنا بتقويم القلب فخافنا الأسد".
Dan manakala saya kembali, Beliau Syaikh Abul Khoir berkata: "Yang kalian lakukan cuma meluruskan dzohir-dzohir saja, karna itu kalian takut macan; sedangkan perhatian kami adalah meluruskan hati, maka dari itu macan pun takut kepada kami".
(Kemudian Imam Nawawi menjelaskan hal-hal yang dikhawatirkan difahami dengan gagal)
قلت: قد يتوهم من يتشبه بالفقهاء ولا فقه عنده ان صلاة أبي الخير هذا كانت فاسدة لقوله "لم يقرأ الفاتحة مستويا" وهذه جهالة وغباوة ممن يتوهم ذلك وجسارة منه على إرسال الظنون في أولياء الرحمن فليحذر العاقل من التعرض لشيء من ذلك.
Saya (Imam Nawawi) berkata: Terkadang seorang yang pura-pura alim fiqh padahal dia sama sekali bukan ahlinya beranggapan bahwa Sholat-nya Syaikh Abul Khoir ini rusak karna gagal paham dengan Dawuhnya Syaikh Ar Roqqi "Sayangnya bacaan Fatihah nya tidak lurus", pemahaman semacam ini jelas timbul dari kebodohan dan kedunguannya karna dia telah mengumbar (tidak mengontrol) persangkaan buruknya dalam menyikapi Amaliyah para Waliyullah, maka seorang yang berakal hendaknya berhati-hati bila membahas hal semacam ini.
بل حقه إذا لم يفهم حكمهم المستفادة ولطائفهم المستجادة أن يتفهمها ممن يعرفها، وكل شيء رأيته من هذا النوع مما يتوهم من لا تحقيق عند أنه مخالف ليس بمخالف مخالفا، بل يجب تأويل أفعال أولياء الله تعالى.
Bahkan kewajiban nya bila belum paham hukumnya adalah hendak meminta petunjuk dari seorang yang mengerti hukumnya, dan (yang penting lagi) bila suatu saat kamu menjumpai hal-hal seperti ini -yakni perkara yang kelihatannya menyalahi aturan agama namun sebenarnya tidak menyalahi- kamu harus mentakwil perbuatan para Waliyullah itu.
وجواب هذا من ثلاثة أوجه:
Khusus dalam kasus ini (Sholat nya Syaikh Abul Khoir yang bacaan Fatihah nya tidak lurus), jawabannya memiliki tiga sudut pandang (yang membenarkan):
أحدها: أنه جرى منه لحن لا يخل بالمعنى ومثل هذا لا يفسد الصلاة بالاتفاق.
Pertama: Beliau membaca Surat itu dengan Lahn yang tidak merusak makna, dan yang seperti ini jelas tidak merusak Sholat dengan mufakat Ulama.
الثاني: أنه مغلوب على ذلك بخلل في لسانه فتصح صلاته بالاتفاق.
Kedua: Beliau memang terkalahkan dengan Lahn itu yang disebabkan oleh kecacatan pada Lidahnya, maka Sholat nya juga dihukumi Sah dengan Mufakat Ulama.
الثالث: أنه لو لم يكن له عذر فقراءة الفاتحة ليست بمتعينة عند أبي حنيفة وطائفة من العلماء، ولا يلزم هذا الولي أن يتقيد بمذهب من أوجبها.
Ketiga: Andaipun tidak ada udzur bagi Beliau, maka membaca Surat Al-fatihah bukanlah merupakan keharusan menurut Imam Abu Hanifah dan sekolompok Ulama lainnya, dan tentu saja Syaikh Abul Khoir ini tidak harus terikat dengan Madzhab Ulama yang mewajibkan membaca alfatihah.
ورأيته بخط الشيخ رضي الله تعالى عنه.

Komentar

Postingan Populer