Kisah Rahib dan Sayyidina Umar Bin Khottob
Bismillaah
Umar bin al-Khatthab dan Pluralisme Agama
Abu Imran al-Jaunī bercerita bahwa Umar pernah melewati seorang rahib lantas beliau menghentikan langkahnya. Kemudian rahib tadi dipanggil dan dikatakan padanya, Ini adalah Amirul Mukminin. Si Rahib pun menampakkan dirinya; sosok yang tampak letih karena kesungguhan beribadah dan berzuhud di dunia. Umar pun menangis saat melihatnya. Ketika diberitahu bahwa ia adalah seorang rahib nasrani, Umar menjawab, "Aku telah mengetahuinya. Aku menyayangkannya dan langsung teringat firman Allah, "Bekerja keras lagi kepayahan. Memasuki api yang sangat panas (neraka)." (QS. Al-Ghasyiyah: 3-4). Yang aku sayangkan adalah kepayahan dan kesungguhannya dalam beribadah sedangkan ia akan masuk ke dalam neraka."
Diriwayatkan oleh Abdurrazzaq, Ibnu al-Mundzir dan al-Hākim, sebagaimana dalam al-Durr al-Mantsur (15/382).
Umar bin al-Khatthab dan Pluralisme Agama
Abu Imran al-Jaunī bercerita bahwa Umar pernah melewati seorang rahib lantas beliau menghentikan langkahnya. Kemudian rahib tadi dipanggil dan dikatakan padanya, Ini adalah Amirul Mukminin. Si Rahib pun menampakkan dirinya; sosok yang tampak letih karena kesungguhan beribadah dan berzuhud di dunia. Umar pun menangis saat melihatnya. Ketika diberitahu bahwa ia adalah seorang rahib nasrani, Umar menjawab, "Aku telah mengetahuinya. Aku menyayangkannya dan langsung teringat firman Allah, "Bekerja keras lagi kepayahan. Memasuki api yang sangat panas (neraka)." (QS. Al-Ghasyiyah: 3-4). Yang aku sayangkan adalah kepayahan dan kesungguhannya dalam beribadah sedangkan ia akan masuk ke dalam neraka."
Diriwayatkan oleh Abdurrazzaq, Ibnu al-Mundzir dan al-Hākim, sebagaimana dalam al-Durr al-Mantsur (15/382).
Komentar
Posting Komentar