Gagal Faham Khilafah
Bismillaah
Isyarat Rasulullah SAW tentang hilangnya khilafah dari tangan kaum muslimin dan munculnya da'i-da'i yang mengajak ke pintu-pintu neraka jahannam
عن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: كيف أنتم إذا لبستم فتنة فتتخذ سنة يربو فيها الصغير ويهرم فيها الكبير وإذ ترك منها شيئ قيل تركت سنة. قالوا متى ذلك يا رسول الله؟ قال: إذا كثر قراؤكم وقلت علماؤكم وكثرت أمراؤكم وقلت أمناؤكم والتمست الدنيا بعمل الآخرة وتفقه لغير الله. رواه الدارمي وأبو نعيم والحاكم
Dari Abdullah bib Mas'ud RA, berkata: Rasulullah SAW bersabda: Bagaimana kondisi kalian, ketika fitnah (jalan yang keliru) menyelimuti kalian dan dijadikan sebagai jalan yang baik. Pada waktu itu, anak kecil cepat menjadi dewasa, dan orang dewasa cepat menjadi tua. Apabila fitnah itu ditinggalkan, maka akan dikatakan telah meninggalkan jalan yang baik.” Mereka bertanya:“Kapan hal itu terjadi wahai Rasulullah?”Rasulullah SAW menjawab:“Apabila banyak orang yang pandai pidato, tetapi sedikit orang yang mengerti agama. Banyak pemimpin Negara, tetapi sedikit yangdapat dipercaya. Amal akhirat dilakukan untuk mencari dunia, dan ilmu agama dipelajari bukan karena Allah.
Hadits di atas mengisyaratkan tentang akan lenyapnya kepemimpinan sentral kaum muslimin, yang disimbolkan dengan sistem khilafah. lalu bagaimanakah sikap yang harus diambil seorang muslim ketika terjadi hal ini ?
عَنْ حُذَيْفَةَ بْنِ الْيَمَان رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّهُ قَالَ : كَانَ النَّاسُ يَسْأَلُوْنَرَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الْخَيْرِ وَ كُنْتُ أَسْأَلُهُ عَنِ الشَّرِّ مَخَافَةَ أَنْ يُدْرِكَنِي فَقُلْتُ يَا رَسُوْلُ اللهِ أِنَّا كُنَّا فِي جَاهِلِيَّةٍ وَشَرِّ فَجَاءَنَااللَّهُ بِهَذَا الْخَيْرِ فَهَلْ بَعْدَ هَذَا الْخَيْرِ شَرِّ قَالَ نَعَمْ فَقُلْتُ هَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الشَّرِّ مِنْ خَيْرِ قَالَ نَعَمْ وَفِيْهِ دَخَنٌ قَلْتُ وَمَادَخَنُهُ قَالَ قَوْمٌ يَسْتَنُّوْنَ بِغَيْرِسُنَّتِي وَيَهْدُوْنَ بِغَيْرِ هَدْيِي تَعْرِفُ مِنْهُمْ وَتُنْكِرُ فَقُلْتُ هَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الْخَيْرِ مِنْ شَرِّ قَالَ نَعَمْ دُعَاةٌ عَلَى أَبْوَابِ جَهَنَّمَ مَنْ أَجَابَهُمْ إِلَيْهَا قَذَفُوْهُ فِيْهَا فَقُلْتُ يَا رَسُوْلُ اللهِ صِفْهُمْ لَنَا قَالَ نَعَمْ قَوْمٌ مِنْجِلْدَتِنَا وَيَتَكَلَمُوْنَ بِأَلْسِنَتِنَا قثلْتُ يَا رَسُوْلُ اللهِ فَمَاتَرَى إِنْ أَدْرَكَنِي ذَلِكَ قَالَ تَلْزَمُ جَمَاعَةَ الْمُسْلِمِيْنَ وَإِمَامَهُمْ فَقُلْتُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ لَهُمْ جَمَاعَةٌ وَلاَ إِمَامٌ قَالَ فَاعْتَزِلُ تِلكَ الْفِرَقَ كُلَّهَا وَلَوْ أَنْ تَعَضَّ عَلَى أَصْلِ شَجَرَةٍ حَتَّى يُدْرِكَكَ الْمَوْتُ وَأَنْتَ عَلَى ذَلِكَ
Dari Hudzaifah bin Yaman radiyallahu 'anhu berkata: Orang-orang selalu bertanya kepada Rasulullah shallallahu‘'alaihi wasallama tentang kebaikan. Tapi aku selalu bertanya tentang keburukan, karena khawatir menjumpainya. Aku berkata: Ya Rasulullah, dulu kami hidup dalam jahiliyah dan keburukan, lalu Allah memberikan kebaikan kepada kami. Apakah setelah kebaikan ini ada keburukan?”Beliau menjawab:“Ya.”Aku berkata: Apakah setelah keburukan itu ada kebaikan.”Beliau menjawab:“Ya, tetapi ada keruhnya.”Aku berkata:“Apa keruhnya?”Beliau menjawab:“ Kaum yang tidak mengikuti jejakku, kamu mengenal mereka dan mengingkari.”Aku berkata: Apakah setelah kebaikan itu ada keburukan?” Beliau menjawab:“Ya, para pengajak di pintu-pintu Jahanam. Barangsiapa yang menerima ajakan mereka, maka akan dilempar ke dalamnya.”Aku berkata: Ya Rasulullah, terangkan sifat mereka kepada kami.”Beliau menjawab: “Secara lahiriah mereka dari golongan kita dan berbicara dengan bahasa kita.”Aku berkata: Apa perintahmu kepadaku jika aku menjumpainya?”Beliau menjawab:“Ikutilah jamaah kaum Muslimin dan imamnya. Aku berkata: Jika mereka tidak lagi berjamaah dan tidak memiliki imam?”Beliau menjawab: Jauhilah seluruh aliran-aliran itu, meskipun kamu harus menggigit akar pohon, hingga maut menjemputmu dan kamu bersamanya.”(HR.al-Bukhari no.7084] dan Muslim no.4890]).
Dalam hadits di atas dijelaskan ketika umat islam tidak lagi memiliki pemimpin tunggal (khalifah), maka sikap yang harus diambil oleh seorang muslim adalah menjauhi kelompok-kelompok yang mengajak pada perpecahan dan tetap konsisten mengikuti ajarah Ahlussunnah wal Jamaah. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallama tidak tidak menjawab: Jika begitu kamu harus tegakkan khilafah! bergabunglah dengan Hizbut Tahrir dan para pengusung khilafah lainnya ! :D
Ust. Bahrur Rosyid, Ust. Alan Tam
Isyarat Rasulullah SAW tentang hilangnya khilafah dari tangan kaum muslimin dan munculnya da'i-da'i yang mengajak ke pintu-pintu neraka jahannam
عن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: كيف أنتم إذا لبستم فتنة فتتخذ سنة يربو فيها الصغير ويهرم فيها الكبير وإذ ترك منها شيئ قيل تركت سنة. قالوا متى ذلك يا رسول الله؟ قال: إذا كثر قراؤكم وقلت علماؤكم وكثرت أمراؤكم وقلت أمناؤكم والتمست الدنيا بعمل الآخرة وتفقه لغير الله. رواه الدارمي وأبو نعيم والحاكم
Dari Abdullah bib Mas'ud RA, berkata: Rasulullah SAW bersabda: Bagaimana kondisi kalian, ketika fitnah (jalan yang keliru) menyelimuti kalian dan dijadikan sebagai jalan yang baik. Pada waktu itu, anak kecil cepat menjadi dewasa, dan orang dewasa cepat menjadi tua. Apabila fitnah itu ditinggalkan, maka akan dikatakan telah meninggalkan jalan yang baik.” Mereka bertanya:“Kapan hal itu terjadi wahai Rasulullah?”Rasulullah SAW menjawab:“Apabila banyak orang yang pandai pidato, tetapi sedikit orang yang mengerti agama. Banyak pemimpin Negara, tetapi sedikit yangdapat dipercaya. Amal akhirat dilakukan untuk mencari dunia, dan ilmu agama dipelajari bukan karena Allah.
Hadits di atas mengisyaratkan tentang akan lenyapnya kepemimpinan sentral kaum muslimin, yang disimbolkan dengan sistem khilafah. lalu bagaimanakah sikap yang harus diambil seorang muslim ketika terjadi hal ini ?
عَنْ حُذَيْفَةَ بْنِ الْيَمَان رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّهُ قَالَ : كَانَ النَّاسُ يَسْأَلُوْنَرَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الْخَيْرِ وَ كُنْتُ أَسْأَلُهُ عَنِ الشَّرِّ مَخَافَةَ أَنْ يُدْرِكَنِي فَقُلْتُ يَا رَسُوْلُ اللهِ أِنَّا كُنَّا فِي جَاهِلِيَّةٍ وَشَرِّ فَجَاءَنَااللَّهُ بِهَذَا الْخَيْرِ فَهَلْ بَعْدَ هَذَا الْخَيْرِ شَرِّ قَالَ نَعَمْ فَقُلْتُ هَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الشَّرِّ مِنْ خَيْرِ قَالَ نَعَمْ وَفِيْهِ دَخَنٌ قَلْتُ وَمَادَخَنُهُ قَالَ قَوْمٌ يَسْتَنُّوْنَ بِغَيْرِسُنَّتِي وَيَهْدُوْنَ بِغَيْرِ هَدْيِي تَعْرِفُ مِنْهُمْ وَتُنْكِرُ فَقُلْتُ هَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الْخَيْرِ مِنْ شَرِّ قَالَ نَعَمْ دُعَاةٌ عَلَى أَبْوَابِ جَهَنَّمَ مَنْ أَجَابَهُمْ إِلَيْهَا قَذَفُوْهُ فِيْهَا فَقُلْتُ يَا رَسُوْلُ اللهِ صِفْهُمْ لَنَا قَالَ نَعَمْ قَوْمٌ مِنْجِلْدَتِنَا وَيَتَكَلَمُوْنَ بِأَلْسِنَتِنَا قثلْتُ يَا رَسُوْلُ اللهِ فَمَاتَرَى إِنْ أَدْرَكَنِي ذَلِكَ قَالَ تَلْزَمُ جَمَاعَةَ الْمُسْلِمِيْنَ وَإِمَامَهُمْ فَقُلْتُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ لَهُمْ جَمَاعَةٌ وَلاَ إِمَامٌ قَالَ فَاعْتَزِلُ تِلكَ الْفِرَقَ كُلَّهَا وَلَوْ أَنْ تَعَضَّ عَلَى أَصْلِ شَجَرَةٍ حَتَّى يُدْرِكَكَ الْمَوْتُ وَأَنْتَ عَلَى ذَلِكَ
Dari Hudzaifah bin Yaman radiyallahu 'anhu berkata: Orang-orang selalu bertanya kepada Rasulullah shallallahu‘'alaihi wasallama tentang kebaikan. Tapi aku selalu bertanya tentang keburukan, karena khawatir menjumpainya. Aku berkata: Ya Rasulullah, dulu kami hidup dalam jahiliyah dan keburukan, lalu Allah memberikan kebaikan kepada kami. Apakah setelah kebaikan ini ada keburukan?”Beliau menjawab:“Ya.”Aku berkata: Apakah setelah keburukan itu ada kebaikan.”Beliau menjawab:“Ya, tetapi ada keruhnya.”Aku berkata:“Apa keruhnya?”Beliau menjawab:“ Kaum yang tidak mengikuti jejakku, kamu mengenal mereka dan mengingkari.”Aku berkata: Apakah setelah kebaikan itu ada keburukan?” Beliau menjawab:“Ya, para pengajak di pintu-pintu Jahanam. Barangsiapa yang menerima ajakan mereka, maka akan dilempar ke dalamnya.”Aku berkata: Ya Rasulullah, terangkan sifat mereka kepada kami.”Beliau menjawab: “Secara lahiriah mereka dari golongan kita dan berbicara dengan bahasa kita.”Aku berkata: Apa perintahmu kepadaku jika aku menjumpainya?”Beliau menjawab:“Ikutilah jamaah kaum Muslimin dan imamnya. Aku berkata: Jika mereka tidak lagi berjamaah dan tidak memiliki imam?”Beliau menjawab: Jauhilah seluruh aliran-aliran itu, meskipun kamu harus menggigit akar pohon, hingga maut menjemputmu dan kamu bersamanya.”(HR.al-Bukhari no.7084] dan Muslim no.4890]).
Dalam hadits di atas dijelaskan ketika umat islam tidak lagi memiliki pemimpin tunggal (khalifah), maka sikap yang harus diambil oleh seorang muslim adalah menjauhi kelompok-kelompok yang mengajak pada perpecahan dan tetap konsisten mengikuti ajarah Ahlussunnah wal Jamaah. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallama tidak tidak menjawab: Jika begitu kamu harus tegakkan khilafah! bergabunglah dengan Hizbut Tahrir dan para pengusung khilafah lainnya ! :D
Ust. Bahrur Rosyid, Ust. Alan Tam
Komentar
Posting Komentar